Senin, 18 Agustus 2025

Surat Kepada Stalin - Yevgeny Zamyatin



Penerjemah Titik Andarwati

Editor Yudhi Herwibowo

Cover bukuKatta

Isi 16 halaman HVS 70 gram 

Cetakan I, 2025

Genre: Sastra

Ukuran 10 cm x 15 cm

Harga Gratis (setiap Pembelian Novel Kami)


Diusir dari dunia sastra oleh para musuh proletiannya, Zamyatin, yang tak mampu lagi menjalankan satu-satunya keahlian yang ia miliki, akhirnya mengajukan permohonan kepada Stalin untuk memperoleh hak bepergian ke luar negeri. Secara mengejutkan, izin tersebut diberikan, dan Zamyatin segera berangkat ke Barat sebagai warga negara Soviet dalam sebuah perjalanan panjang. Surat ini menggambarkan dengan jelas dinamika politik sastra di Rusia pada awal revolusi Stalin. 

Sabtu, 02 Agustus 2025

Novel Kami - Yevgeny Zamyatin - Bapak Sastra Distopian Dunia



Penerjemah Titik Andarwati

Editor Setyaningsih

Cover Ghoffar Ismail

Isi 268 halaman Bookpaper 57 gram 

Cetakan I, 2025

Genre: Sastra

Ukuran 13 cm x 20 cm

Harga 75.000


Ini begitu lucu, begitu tidak masuk akal, sehingga saat menulis ini aku takut kalian, para pembaca masa depanku yang tak dikenal, akan mengira aku hanya seorang pelawak yang buruk. Aku hampir merasa kalian mungkin mengira aku hanya ingin mengejek kalian dan berpura-pura serius sambil mengisahkan kebodohan mutlak. Tetapi, pertama, aku tidak mampu bercanda karena setiap lelucon menyembunyikan sebuah kebohongan. Dan yang kedua, ilmu pengetahuan dari Negara Bersatu berpendapat bahwa kehidupan orang-orang kuno persis seperti yang kugambarkan, dan ilmu pengetahuan dari Negara Bersatu tidak mungkin keliru! Namun, bagaimana mereka bisa memiliki logika kenegaraan jika mereka hidup dalam kondisi kebebasan seperti binatang, seperti kera, seperti kawanan? Apa yang bisa diharapkan dari mereka, karena bahkan di zaman kami sekarang, dari waktu ke waktu, masih terdengar gema kera-kera yang berasal dari kedalaman primitif?



Yevgeny Zamyatin, penulis Rusia yang nyaris dilupakan. Sepanjang kariernya, ia menulis esai, drama, dan fiksi pendek, yang seringkali menggunakan gaya eksperimental. Meskipun menghadapi sensor yang signifikan, ia tetap menjadi suara independen yang memperjuangkan kebebasan artistik. Novelnya yang paling terkenal Kami, membuatnya disebut-sebut sebagai The Father of Dystopian Literature.