Rabu, 30 Maret 2011

Berhati-hati Jika berkaca, Siapa Tahu itu Neraka Cermin!, review Truly Rudiono

AKU MENYERAH!

AKU MUNDUR SAJA!

Pertama melihat cover buku ini, langsung rasa penasaran terusik.

Sungguh kontras! Di satu sudut terlihat wajah Detektif Conan yang imut, tokoh favoritku. Sementara di sudut lain terlihat gambar yang berkesan menyeramkan.

Begitu melihat bentuk fisik buku disalah satu toko buku yang berada hanya sejengkal dari kantor, aku langsung menyerah kalah! Segera buku ini masuk ke tas belanjaan, alih-alih menunggu pengumuman kuis. Pesonanya sungguh sangat menggoda, tak kuat daku menunggu hasil pengumuman pemenang kuis. Jika menang (aliran mending ge er dari pada minder) anggap saja punya 2 buku he he he.

Secara fisik, ukuran buku sangat cocok untuk dibawa-bawa, kertasnya juga menarik. Buku setebal 104 halaman ini menemaniku dalam perjalanan pulang kantor. Bukannya tidak cinta tanah air, namun buku ini membuaiku dengan indahnya cerita, sehingga mampu mengalihkan perhatian dari hinggar binggar sporter timnas

Ada 6 cerita dalam buku ini. Setiap cerita menawarkan nuansa yang berbeda baik dari cara penyampaian cerita serta tema yang diusung. Pemilihan bahasa dalam menerjemahkan buku ini juga membuat kisah yang ditawarkan menjadi menarik untuk dibaca.Cerita yang ada dalam buku ini adalah; Neraka Cermin, Jurang, Kembar (Pengakuan Seorang Penjahat Kepada Pendeta), Kursi Bernyawa, Dua Orang Pincang dan Ular.

Susah menentukan mana yang terbaik diantara enam cerita yang ada. Tapi yang paling membuat saya terpesona adalah kisah mengenai Kursi Bernyawa. Saya begitu terhanyut dalam cerita sehingga pada akhir cerita hanya bisa mengumpat kesal karena merasa dipermainkan plus merasa kagum akan kepiawiannya mengolah cerita.

Kisahnya sebenarnya hanya mengenai seorang pria yang menyesali kehidupannya yang serba kekurangan. Untuk menyambung hidup, ia bekerja sebagai tukang membuat kursi. Bukam sembarang kursi, namun kursi yang membutuhkan keahlian khusus seperti, dihiasi ornamen rumit, dibuat dari bahan mahal hingga wujud yang sangat tidak biasa.

Suatu saat, sang tukang kayu membuat sebuah kursi dimana ia bsia hidup di dalamnya selama beberapa hari. Heran? Tak perlu! Dalam kisah ini diuraikan dengan jelas bagaimana ia bisa bertahan hidup di dalam kursi buatannya, bahkan termasuk urusan buang hajat!

Selama beberapa saat ia menikmati hidup nyaman serta serba kecukupan dari hasil bersembunyi dalam kursi.Klimaks cerita justru ada pada point saat sang tukang kayu bercerita mengenai kelakuannya kepada pemilik terakhir dari kursi itu. Ia sangat ingin bertemu dengan sang pemilik kursi, yang kebetulan adalah seorang wanita cantik yang berprofesi sebagai penulis dengan bakat sastra tinggi dengan gaya tulisan mengalir lembut. Ternyata sang tukang kayu adalah... ah dibaca saja sendiri yah biar seru!

Rampo Edogawa (江戸川 乱歩 atau 江戸川 亂) merupakan seorang pengarang cerita detektif produktif terkenal dari Jepang. Terlahir dengan nama Tarō Hirai (平井 太郎, Hirai Tarō?) pada 21 Oktober 1894 dengan ayah bernama Hirai Shigeo, seorang juru tulis kantor pemerintah Distrik Naga dan ibu bernama Kiku. Kakeknya adalah samurai Domain Tsu. Tarō Hirai merupakan putra sulung. Taro Hirai menggunakan nama Edogawa Rampo mengacu pada nama Edgar Allan Poe ketika dibaca dengan pelafalan bahasa Jepang terdengar seperti Edogawa Rampo.

Selain pernah menjabat ketua Perkumpulan Penulis Misteri Jepang (Nihon Suiri Sakka Kyōkai) yang pertama, ia juga menjadi redaktur majalah misteri berjudul Hōseki. Perkumpulan Penulis Misteri Jepang itu setiap tahunnya memberikan Penghargaan Edogawa Rampo untuk cerita detektif terbaik.Rumah tinggal Edogawa Rampo yang posisinya berdekatan dengan kampus Universitas Rikkyo, kini dilestarikan oleh pihak universitas sebagai sebuah museum.

Edogawa juga menulis cerita untuk pembaca usia muda, dengan menampilkan tokoh detektif Kogoro Akechi dan Kobayashi Shōnen. Kogoro Akechi adalah nama tokoh utama dalam novel misteri pertama di Jepang yang diciptakan oleh Edogawa Rampo untuk novel detektifnya. Cerita ini dibuat pada tahun 1925-1955, pada saat berlangsungnya perang dunia kedua. Karena itulah Edogawa Ranpo sering di sebut novelis perang dunia kedua.

Selain Conan Edogawa, nama Kogoro Mouri (毛利 小五郎 Mōri Kogorō) yang dikenal sebagai Kogoro Tidur, merupakan penggalan nama dari Kogoro Akechi, nama tokoh rekaan Edogawa Rampo. Bukan hal yang aneh, mengingat Aoyama Gosho sangat mengidolakan Edogawa Rampo. Banyak nama toko serta nama Rampo sendiri yang digunakan pada komiknya.

Cerita besutan Edogawa Rampo dengan tokoh Kogoro Akechi yaitu:

* D-zaka no satsujin jiken (D坂の殺人事件?), Januari 1925
* Shinri Shiken (心理試験?), Februari 1925
* Kurote-gumi (黒手組?), Maret 1925
* Yūrei (幽霊?), Mei 19259
* Yane-ura no Samposha (屋根裏の散歩者?), Agustus 1925
* Issun-bōshi (一寸法師?), 1926
* Nanimono (何者?), November 1929
* Kumo-Otoko (蜘蛛男?), 1929
* Ryōki no Hate (猟奇の果?), 1930
* Majutsu-shi (魔術師?), 1930
* Kyūketsuki (吸血鬼?), 1930
* Ōgon-kamen (黄金仮面?), 1930
* Kuro-tokage (黒蜥蜴?), 1934 (diangkat sebagai film Black Lizard oleh Kinji Fukasaku, 1968)
* Ningen-Hyō (人間豹?), 1934
* Akuma no Monshō (悪魔の紋章?), 1937
* Ankoku-sei (暗黒星?), 1939
* Jigoku no Dōkeshi (地獄の道化師?), 1939
* Kyōki (兇器?), Juni 1954
* Kenin-Gengi (化人幻戯?), 1954
* Kage-otoko (影男?), 1955
* Tsuki to Tebukuro (月と手袋?), April 1955

Edogawa Rampo meninggal pada tanggal 28 Juli 1965 di usia 70 tahun.

Tulisannya yang berbobot, membuat Rampo dijuluki Bapak Cerita Misteri Jepang

-------------------------------

Saat membaca data buku ini jadi nyengir, terbit 2011.

Wah kepaksa di posting di GRI tahun depan nih

Hayuh buat yang ikutan kuis SEMANGAT..............!

Kian kuat merapal doa ^_^

Neraka Cermin: Cerita Misteri yang Tidak Biasa, review Novianne Asmara

Mendengar kata Edogawa, langsung mengingatkan saya pada serial komik Detektif Conan Edogawa. Serial komik ini begitu fenomenal dan begitu disukai banyak orang. Bukan saja anak-anak, tetapi orang dewasa pun menyukainya, termasuk saya.
Walaupun jujur, ada sedikit rasa bosan saat ini ketika membaca serialnya. Serial yang sudah mencapai seri ke 56. Selain serial komiknya, Detektif Conan Edogawa ini telah dibuat serial film kartunnya, yang diputar disalah satu televisi swasta. Film kartun ini sempat menjadi tontonan favorit dan wajib saya tonton.
Di sini saya tidak akan membahas tentang Detektif Cilik Conan Edogawa. Tapi nama Edogawa yang diambil oleh Sinichi Kudo sebagai nama untuk penyamaran dirinya.
Nama Conan kita sudah tahu berasal dari nama Sir Arthur Conan Doyle, penulis cerita Detektif Sherlock Holmes yang terkenal itu. Namun nama Edogawa, jarang orang yang tahu, berasal dari mana nama itu. Ternyata nama Edogawa diambil dari penulis besar Jepang yang bernama Edogawa Rampo.
Edogawa Rampo ini dijuluki sebagai Bapak Cerita Misteri Jepang. Julukan itu begitu tepat disandangnya, mengingat karya-karya yang beliau hasilkan benar-benar memikat dan penuh misteri. Edogawa juga menciptakan tokoh detektif Kogoro Akechi dan Kobayashi Shōnen dalam novel detektifnya yang ditujukan untuk kaum muda.
Dari sekian banyak cerita yang telah beliau tulis, kali ini saya berkesempatan membaca enam buah karyanya yang tegabung dalam Novel Neraka Cermin yang diterbitkan Bukukatta.
Keenam cerita yang menurut saya semua penyajiannya sangat khas dan sangat ‘Edogawa’ sekali, berhasil membuat saya kagum.
Tengok saja betapa uniknya hobi seorang Tanuma terhadap benda yang dapat memantulkan bayangan dan juga semua bentuk lensa. Hobi yang lama-lama berubah menjadi obsesi dan mengantarkannya ke dalam maut. Edogawa meramu cerita misteri yang tidak biasa ini dalam kisah Neraka Cermin. Lain lagi dengan kisah Jurang, yang juga unik. Unik karena cerita ini hanyalah berupa percakapan antara dua tokoh, tokoh Wanita dan tokoh Pria. Di mana dari percakapan-percakapan ini terangkai sebuah misteri pembunuhan. Misteri pembunuhan seorang suami oleh istrinya. Pengungkapan siapa yang membunuh, motif terjadinya pembunuhan, alibi si pembunuh dan apa yang ingin dicapai oleh si pembunuh pun terungkap hanya dengan dialog-dialog yang mengalir deras dari kedua tokoh ini. Hasil akhirnya… begitu membuat saya terpukau. Karena itulah saya sangat menyukai cerita Jurang ini dari keenam cerita lainnya.
Cerita yang tak kalah menariknya adalah kisah Kembar: Pengakuan Seorang Penjahat pada Pendeta. Kisah seorang penjahat yang dihukum mati akibat perbuatannya. Dia berniat bertobat dan mengakui semua kejahatan-kejahatan besar yang pernah dia lakukan sebelumnya, termasuk satu kejahatan besar dan merupakan kejahatan pertama kali yang dia lakukakan, yang selalu menghantui kehidupannya. Membunuh Kembarannya
Cerita misteri lainnya yang juga menjadi favorit saya adalah Kursi Bernyawa. Cerita yang penuh dengan teka-teki. Kemudian ada cerita Dua Orang Pincang dan cerita Ulat sebagai penutup yang sempurna dari buku kumpulan cerita dari Edogawa Rampo ini.
Setelah membaca keenam cerita misteri hasil goresan tangan ajaib Edogawa Rampo ini, kekaguman saya bertambah besar. Ternyata Jepang tidak hanya mempunyai penulis besar semacam Eiji Yoshikawa dengan karyanya yang gemilang dalam kisah epik dan Sastra Jepang lainnya, tapi Jepang juga mempunyai penulis cerita misteri yang cerdas seperti Edogawa Rampo, yang terlahir dengan nama asli Hirai Taro.
Mendengar kata Hirai pun, mengingatkan saya pada penyanyi Jepang favorit saya, dengan lagu-lagunya yang selalu berhasil menghanyutkan saya, apalagi ketika saya sedang membaca novel yang sedikit berbau romance. Dia adalah Hirai Ken, atau lebih sering dikenal sebabai Ken Hirai.
Kira-kira ada hubungan apa yah antara Hirai Taro dan Hirai Ken ini? ^ _ ^

Arabian Nights, Kisah-kisah Fantastis 1001 Malam


Penulis : Andrew Lang
Penerjemah : Titik Andarwati
Editor : Anton WP.
Cover : Isthis Comic

Ukuran : 15 x 23 cm
Isi : 272 halaman kertas book paper finland 57,5 gr
Rp. 49.800
Cetakan I, 2011
Genre : mitologi/dongeng
ISBN : 978-979-1032-56-8
Kelangsungan hidup kami kini tergantung berapa lama kami mampu menghemat makanan. Untunglah aku sudah terbiasa hidup dengan sedikit makan jadi bisa bertahan hidup lebih lama dari yang lainnya.
Teman-temanku menemui ajalnya satu persatu dan tinggallah kini aku seorang diri. Bekalku sudah menipis dan kupikir sebelum aku mati sebaiknya aku menggali kuburku sendiri. Ketika aku mulai menggali tanah, aku sangat menyesal telah berlayar lagi hingga membawaku ke dalam kesulitan dan memikirkan segala kenikmatan hidup yang kutinggalkan....
- Pelayaran Keenam Sinbad

Sang pangeran tidur dengan wajah setengah tertutup oleh selimut. Peri Maimunah menarik selimut itu sedikit dan melihat wajah pemuda paling tampan yang pernah dilihatnya.
“Ia pasti akan jauh lebih tampan ketika membuka matanya!” pikirnya, “Apa kesalahannya hingga ia dikurung di menara tua ini?”
Sang peri tak jemu-jemu menatap wajah sang pangeran. Akhirnya ia memberanikan diri mencium kening dan kedua pipi sang pangeran dengan lembut. Ia taruh selimut ke tempatnya semula lalu kembali terbang, kali ini menuju pusat kota.
Tiba-tiba ia mendengar suara kepakan sayap datang ke arahnya. Ternyata itu adalah salah satu jin jahat bernama Danhash...
- Petualangan Pangeran Qamarulzaman & Putri Badura


Sejumlah penulis terkenal seperti Voltaire, Goethe, dan Jorge Luis Borges mengakui pengaruh besar kisah-kisah dalam Arabian Nights dalam karir kepenulisan mereka. Kisah 'Seribu Satu Malam' yang akan terus dikisahkan dan disimak kembali!

*****