Senin, 04 Juli 2011

Alfu Laylah wa Laylah, resensi Truly Rudiono

Judul : The Arabian Nights, Kisah-kisah Fantastis 1001 Malam
Penulis : Andrew lang
Penerjemah : Titik Andarwati
Editor : Anton WP
ISBN : 978-979-1932-56-8
Cover : Isthis Comic
Halaman : 272
Penerbit : Penerbit Katta

Harga : Rp. 49.800

Cinta dan benci
Bagaikan dua sisi mata uang, menyatu
Layaknya paket hemat!


Sultan Shahryar karena kecintaan pada sang adik membelah Negeri Tartari dari Kerajaan Persia dan memberikannya untuk sang adik.
Kecintaannya pada sang istri membuatnya melimpahkan sang istri dengan kemulian, memberikan pakaian dan permata terindah

Namun……,
Saat Sultan tanpa sengaja mengetahui bahwa sang istri sudah menipu dirinya, seketika semua rasa cinta berubah menjadi benci hingga tega memerintahkan untuk menghukum mati sang permaisuri. Rasa kecewa dan amarah membuat sang sultan menjadi kehilangan akal sehat . Menurutnya semua wanita sama jahat dan liciknya seperti sang istri. Baginya semakin sedikit wanita hidup di dunia ini maka semakin baik dunia. Untuk itu, setiap malam ia menikahi seorang gadis dan esoknya menuruh Wazir Agung untuk membunuhnya.

Perbuatan sultan membuat seluruh negeri dicekam ketakutan! Termasuk Wazir Agung yang ditugaskan mencari seorang wanita untuk dinikahi. Wazir Agung mempunyai dua orang putri. Putri tertuanya Sheherazad memohon pada sang ayah untuk membiarkannya menikah dengan sang sultan. Walau dengan berat hati, sang Wazir Agung mengabulkan permohonan anaknya tercinta.

Sebelum berangkat ke istana, Sheherazad berpesan pada adiknya Dunyazad agar jika sultan mengijinkan mereka berdua tidur dalam satu kamar, maka satu jam sebelum fajar sang adik harus bangun dan mengatakan kalimat,” Kakak, jika kau sudah bangun, aku mohon kepadamu, sebelum matahari terbit, ceritakanlah padaku salah satu ceritamu yang menakjubkan. Ini kesempatan terakhirku untuk mendengarkan” lalu sang kakak akan mulai bercerita. Ia berharap cara ini akan menyelamatkan banyak nyawa wanita.

Pada malam pernikahannya, Sheherazad dibantu dengan adiknya mulai menjalankan rencananya. Satu jam sebelum fajar sang adik bangun dan mengucapkan kalimat seperti pesan sang kakak. Bukannya menjawab, Sheherazad justru meminta ijin pada sang sultan apakah berkenan membiarkan ia bercerita, sultan pun mengijinkan. Maka dimulailah kisah yang dikenal dengan nama kisah 1001 malam.

Versi lain menyebutkan bahwa sang raja yang sakit hati suatu hari bertemu dengan seorang perempuan cantik. Ternyata perempuan itu adalah putri penasihat kerajaan. Sang raja pun langsung melamar putri cantik tersebut. Dengan berat hati, penasihat kerajaan menerima lamaran sang raja.

Pesta pernikahan pun digelar. Kali ini lebih megah dan meriah dibanding sebelumnya. Malam pengantin pun menjelang. Pasangan berbahagia itu pun melewatkan malam pertamanya dengan penuh kebahagiaan. Pada saat, sang raja beranjak ke peraduan, permaisurinya bertanya: "Wahai kekasihku, izinkanlah aku menceritakan sebuah kisah yang menakjubkan. " mendengar permintaan permaisurinya sang raja tersenyum senang. Ia memang sangat senang mendengar kisah-kisah hebat. "Silahkan permaisuriku sayang." Katanya.

Sang permaisuri pun memulai ceritanya. Begitu serunya kisah yang ia ceritakan, sampai sang raja tidak terserang kantuk.
Tapi saat kisah itu sedang ada di puncak ketegangannya, sang permaisuri dengan cerdik menghentikan ceritanya. Ia berjanji akan melanjutkan ceritanya besok malam. Sang raja pun setuju. Mereka pun tertidur sejenak.

Sepanjang hari sang raja terus merasa penasaran. Ia ingin cepat-cepat mendengarkan ke lanjutan kisah. Ketika satu kisah sudah berakhir langsung disambung dengan kisah berikutnya yang lebih seru lagi. Seperti biasa, ketika sedang seru-serunya, permaisuri dengan cerdik berhenti bercerita dan berjanji akan melanjutkan kisah itu besok malam. Waktu berjalan hingga tak terasa sudah 2 tahun berlalu. Permaisuri telah bercerita sebanyak 1000 kisah . Akhirnya pada akhir kisah yang ke-1001, sang permaisuri mengingatkan sesuatu pada sang raja akan perilakunya yang tercela. Sang raja pun menyesal akan perilakunya.

Masih ada banyak versi seputar bagaimana kisah ini berawal. Tapi semuanya memiliki kesamaan, rasa sakit hati sang raja serta keberanian sang permaisuri.

Buku ini bisa disebut sebagai buku yang memuat kumpulan cerita berbingkai yang sambung-menyambung dengan keanekaragaman tokoh, genre, latar belakang ditambah dengan alur cerita yang menggugah rasa penasaran. Cerita yang berada dalam sebuah cerita. Versi aslinya kisah ini diberi judul Alfu Laylah wa Laylah

Lebih dari 30 cerita terdapat dalam buku ini. Dimulai dari Kisah Sultan Shahryar dan Putri Sheherazad, Kisah Pedagang Kakli Lima, lalu ada Kisah Saudara kelima si Tukang Cukur, Kisah Ali Kogja si Pedagang dari Baghdad serta diakhiri dengan kisah Dua Wanita yang Dengki dengan Adik Mereka. Beberapa kisah mungkin sering kita dengar yaitu mengenai Aladin dan Lampu Ajaibnya, Sinbad di Pelaut serta Ali Baba dan 40 Orang Penyamun

Kisah Sinbad si Pelaut merupakan kisah mengenai ketangguhan serta keuletan seorang pelaut. Nasib baik sepertinya selalu berpihak pada dirinya. Selama 7 kali pelayarannya ia sering kali mengalami nasib kurang beruntung, mulai dari perahunya karam hingga menjadi budak. Nasib baik serta keteguhan hatinya membuat Sinbad selalu berhasil selamat dan kembali ke kampung halamannya. Seringkali ceritanya berakhir dengan Sinbad kembali dengan membawa tumpukan emas atau permata.

Kisahnya dalam buku ini sungguh mengharukan, simak saja penggalan paragraf berikut, " Kelangsungan hidup kami kini tergantung berapa lama kami mampu menghemat makanan. Untunglah aku sudah terbiasa hidup dengan sedikit makan jadi bisa bertahan hidup lebih lama dari yang lainnya. Teman-temanku menemui ajalnya satu persatu dan tinggallah kini aku seorang diri. Bekalku sudah menipis dan kupikir sebelum aku mati sebaiknya aku menggali kuburku sendiri. Ketika aku mulai menggali tanah, aku sangat menyesal telah berlayar lagi hingga membawaku ke dalam kesulitan dan memikirkan segala kenikmatan hidup yang kutinggalkan...." Serasa kita berada isana dan menderta seperti Sinbad

Sosok Sinbad merupakan tokoh yang unik, maka tak heran jika kisah tentang dirinya diterbitkan secara tersendiri serta mengilhami buku-buku lainnya. Bahkan ada juga yang berwujud film dan drama musikal.

Ternyata tidak semua orang menyukai kisah-kisah dalam 1001 malam ini. Silahkan intip http://muhshodiq.wordpress.com/2010/05/10/dongeng-1001-malam-arabian-nights-haram/

Penerbit Katta telah beberapa kali menerbitkan kisah sejenis. Sebut saja Izanagi x Izanami ; Kisah dewa-dewi dari negeri matahari, lalu Olympus Kisah dari Negeri Para Dewa, serta Pangu Fuxi, & Nuwa, Kisah-kisah Mitologi China.

Untuk lebih bisa mengetahui buku-buku sejenis, silahkan saja mengunjungi:
http://bukukatta.com/
http://bukukatta.blogspot.com/

Spring of Kumari Tears, review edisi Inggris Mata Air AIr Mata Kumari oleh Truly Rudiono

Author : Yudhi Herwibowo
Indonesian Editor : Bandung Mawardi
Cover Design : Hikozaa
Illustration : Bukukatta
Translated : Rini Nurul Badariah & Nita Candra
ISBN : 978-979-1032-41-4
Pages : 112



I am shocked………………………!

Because there is a snake which always comes near a baby, even though the baby has been taken far away from its village. The snake can somehow find the baby, and stays by its side until someone shrieked!

I am afraid………………………!

Because there’s a little girl with silvery eyes who can kill her mother’s loyal customer.

I am concerned………………………!
Because nobody has found the withering body of a mere boy yet.

I am shivering………………………!
Having read ‘ “And who dares to tempt my action? I hope even the demons will learn their lessons!” said Empu Bayu Aji, the age of Padjajaran, 1150 AD.’

And it’s all because I read Yudhi Heriwibowo’s new book, Mata Air Air Mata Kumari. It’s as if all of my strength and emotion has been drained, all my defenses gone astray. This 140 pages book has dragged me out of my comfortable zone. Exhausting, yet nourishes my soul.

This book contained a good mixture of 14 short stories . Kofa tells us about the beauty of a city, or rather, a city which was beautiful once, Amela Ameli-my time was almost up. Perhaps tonight, Lama Fa, Tale of Umar Pengkor, Baboa Bay, Keris of Kyai Setan Kober, Devil Child, Ana Bakka. A reflection on a water jar, a Cracked Mirror, a Ceiling a Dusty House, and a Broken Epitaph. Nenang Kawi Hill, Dead Land Messenger, Spring of Kumari Tears. A STory About Tiku, Two Silvery Eyes. Uniquely enough, the setting of some of the stories are not in Java, where the writer lives. The beautifully carved stories are such as if the writer was actually there. Each story has its own uniqueness. Nothing is the same from each of them, there’s always element of surprise.

The titles are also well considered by the writer. Sometimes he used one single word, straight to the point. For others he picked a long sentence. In the table of content, under the title, there’s a short description no more than 5 lines about the plot. Intriguing! We can read which story that entices us first. But don’t you worry, all of them are interesting. I myself found it hard to decide which one is my favorite. All of them are beautiful and alluring. In some stories, there are illustration which is different from the writer’s other books. The pictures seem bleak and mature.

This book is exceptional!

This book doesn’t offer long wordy descriptions, no lilting expressions, no research-born facts, no make-believe fantasy, but strands of words which came from the bottom of the heart. Each and every one of them is full of feeling. So touching.

Its first page ensnared me in amazement! After that I was kinda let myself bewitched. It seems that the book was made by pouring all of the writer’s finesse, as if there’s no other book to be written tomorrow!

The Story Teller
Young, modest, creative and productive! ^_^
That’s my short description about the man behind the book. If Yudhi Herwibowo is not a special character, there’s no way Bandung Mawardi was willing to be the special editor. It says much about well considered decision that he took time his time between his busy schedule as an essayist. Not all writers can get that kind of honor.

In his young age, he has written 26 books. Not to mention other activities, running a publishing company, hunting for manuscripts, being an editor as well as a secretary at the publishing company. He never meant to be a one man show, but the circumstances demand him to be a hard worker!

In selecting his words, Yudhi seemed conscientious. Each word emanates a certain aura. Such as, “... and I will engrave word by word on leaves which fall ointo your body as the most exquisite imagination for you...“Cukup ingat aku sebagai : hikozza.

For me, Yudhi is awesome! When he writes, he metamorphoses according to the theme he’s writing. The book will still be “Yudhi’s book” but there’s a distinction when he writes a joke book, J-novel, or others.

When I read Pandaya Sriwijaya and Untung Surapati, I didn’t feel like I was back in history class, but I felt as if I was one of the peasants where the story took place. In Samurai Cahaya, I was an ordinary person who lived in samurai age. I can feel how thick Yudhi's essence in many manifestations. Serious, funny, mature, you name it! I’m not a fan of history and J-Novels, but through Yudhi’s book I learn to enjoy it.

In this book...

I AM WORN OUT!

Despite myself, every story churned my emotions!
You can reach Yudhi at:
hikoza@yahoo.com
http://yudhiherwibowo.com/ http://yudhiherwibowo.blogspot.com/ http://yudhiherwibowo.wordpress.com/ http://pandayasriwijaya.blogspot.com/ http://untung-surapati.blogspot.com/

STOP!
I want you to stop reading this scribble of mine,
because I really don’t have much words left
Just go ahead and take a sneak peak by clicking the links above.
You will not regret it!

-------------------------------------
Translated by Dina Begum
THX sis...................

Waktu Mas Yudhi tanya bisa rekomen alih bahasa untuk buku ini, saya langsung teringat beberapa nama. Silahkan pilih sendiri mas... feelnya nyantol kemana. Ternyata ke sis Rini. ^_^
Membaca buku ini beberapa kali tetap membuatku merinding.
Dari semua buku mas Yudhi, sepertinya ini adalah saripatinya
Semoga besok saya bisa mendapat buntelan saripati yang lain (ehem)

Senang banget saat buku ini dibedah pada OPMI.
Biar semakin banyak yang tahu karya bermutu seorang YUDHI HERWIBOWO
SEMANGAT!

@Sis Dina
harap ditunggun yah, edisi Bahasa Indonesia bakalan aku timpuk segera ke tempatmu
Ssst kalo versi ini kudu nodong yang punya he he he he maklum cetakan khusus dan terbatas

Review The Arabian Nights, oleh Dion Yulianto

Judul : THE ARABIAN NIGHT: Kisah-Kisah Fantastis 1001 Malam
Penulis : Andrew Lang
Penerjemah : Titik Andarwati
Editor : Anton Widyanto Putra
Desain cover : Isthis Comic
Layout : Yudhi
ISBN : 978-979-1032-56-8
Tebal : 270 Halaman
Penerbit : Katta
Harga : Rp 49.800

Cetakan : I, April 2011

“Putri”, kata Aladdin, “jangan menyalahkanku jika membuatmu merasa tidak senang karena kelancanganku, tetapi salahkan kecantikanmu.” (Aladdin dan Lampu Wasiat, hlm 190.)
Dahsyatnya kekuatan bercerita dan langgengnya metode penulisan cerita telah terbuktikan kehebatannya dengan dibukukannya kumpulan cerita 1001 malam. Dikumpulkan bak batu permata dan kepingan emas yang berserakan di padang pasir Arabia, Alif Layla wa Layla atau The Arabian Nights membuktikan dirinya sebagai kumpulan kisah fantastis terbaik yang telah dan akan terus diceritakan serta disimak kembali sepanjang zaman. Kisah 1001 Malam sendiri merupakan kumpulan cerita rakyat yang berasal dari kawasan Timur Tengah, Persia, Mesir, yang bercampur dengan cerita rakyat dan mitologi India kuno, Asia Kecil dan Mesopotamia. Setting utama yang melatar belakangi kisah-kisahnya adalah kawasan padang pasir Arabia, Lautan Hindia, Teluk Persia dan kawasan antara Timur Tengah hingga India.

Keistimewaan utama dari Kisah 1001 Malam adalah teknik penceritaannya yang unik dan tak terbandingkan. Dalam satu cerita ada cerita lain di mana dalam cerita itu ada cerita lagi. Teknik ini disebut teknik penceritaan berlapis di mana satu tokoh dalam cerita menceritakan cerita lain yang di dalamnya ada cerita lagi. Masing-masing cerita saling memeperkaya cerita yang lain, ibarat lapisan wafer nan lezat. Teknik unik ini diketahui sangat jarang dijumpai sebelumnya sehingga banyak penulis Barat yang terkagum-kagum oleh pesona The Arabian Nights. Tidak kurang dari pujangga besar seperti Goethe, Voltaire, dan William Wordwords mengakui bahwa The Arabian Nights mengilhami karya-karya mereka.

The Arabian Nights dibuka dengan kisah Sultan Shahryar dan Putri Sheherazad. Dikisahkan bahwa sang sultan berubah menjadi kejam akibat pengkhianatan dan perselingkuhan istri yang sangat ia sayangi. Dia lalu menganggap semua wanita itu licik dan harus dibasmi. Sejak saat itu, sultan menikahi seorang gadis di malam hari, dan memerintahkan pengawalnya untuk membunuh gadis itu di pagi harinya. Demikian setiap malamnya sehingga setiap gadis di negeri itu dicekam ketakutan. Untunglah, putri Sheherazad yang cerdik memiliki akal. Dia pun merelakan dirinya dinikahi oleh sultan demi menyelamatkan gadis-gadis lain dari kekejaman sultan. Setiap malam, Sheherazad akan menceritakan kisah-kisah ajaib kepada adiknya dan juga kepada Sultan, lalu mengakhiri cerita sesaat sebelum matahari terbit—tepat pada bagian cerita yang paling seru. Dengan demikian, sultan yang penasaran dengan akhir cerita akan membiarkannya tetap hidup untuk melanjutkan cerita itu kembali di malam harinya. Hal ini berlangsung terus-menerus hingga malam ke 1001 hingga sang sultan menyadari kekhilafannya.

Selain itu, masih ada kisah Aladdin dan Lampu Wasiat serta Tujuh Perjalanan Sinbad. Kedua cerita ini sudah sangat populer dan bahkan sering diangkat di layar kaca. Dikisahkan, Sinbad adalah seorang pedagang dan juga petualang yang gemar melakukan perjalanan jauh. Ia sudah mengalami 7 kali petualangan, 7 kali pelayaran, 7 kali penjelajahan, dan tidak terhitung banyaknya bahaya yang mengancam. Melawan raksasa bermata satu, lari dari kejaran ular raksasa, menumpang burung rokh, bertemu penyihir jahat, ditawan manusia kanibal, hingga dicabik-cabik badai sudah pernah ia jalani. Namun demikian, perjalanan itu sendiri begitu fantastis karena di dalamnya kita diajak melihat berbagai negara, kota, dan kerajaan yang mungkin pernah jaya di sekitar abad 9 M hingga 15M.

Masih ada lagi kisah Aladdin dan Lampu Wasiat. Di dalam buku karya Andrew Lang ini, Anda akan mendapatkan versi yang lebih lengkap dari kisah Aladdin yang selama ini Anda dengar. Simak juga ragam kisah penuh hikmah yang intinya adalah mengingatkan kita kembali tentang pentingnya berbuat baik (Kisah-kisah Para Fakir), menjaga amanat (dalam kisah Ali Kogia si Pedagang dari Baghdad), serta kisah percintaan jarak jauh (Pangeran Qamarulzaman dan Putri Badura). Kisah cinta mereka dikisahkan dengan begitu manis, bahwa jarak ternyata bukan penghalang bersatunya dua hati ketika masing-masing adalah belahan dari yang lain.

“Aku hanya memiliki hatiku dan itulah yang akan aku persembahkan padamu. Ah, apa yang kukatakan? Milikku? Oh Tuan Putri, hatiku telah menjadi milikmu sejak pertama aku menatap wajahmu.” (Kuda Ajaib, hlm. 232).

The Arabian Nights karya Andrew Lang ini adalah salah satu dari beberapa versi Kisah 1001 Malam yang pernah dirangkum dalam sebuah buku. Kisah-kisah padang pasir ini sendiri telah banyak dicatat, dikumpulkan, dan disatukan dalam beberapa versi dan jilid. Versi cerita dan jumlah kisah yang disertakan pun bermacam-macam, namun masing-masing tetap menggunakan kisah Aladdin dan Sinbad sebagai pakem utama. Itulah sebabnya saya tidak menemukan kisah Ali Baba dan 40 Pencuri dalam karya Andrew Lang ini. Namun demikian, versi Andrew Lang ini tidak diragukan lagi merupakan salah satu yang terbaik yang bisa merepresentasikan kehebatan dari kisah-kisah fantastis 1001 malam. Tidak heran jika The Arabian Nights masih tetap memikat walaupun telah dibaca dan diceritakan berulang-ulang. Terima kasih kepada mas Yudhi dan Penerbit Bukukatta yang telah menghadiahkan buntelan fantastis yang luar biasa ini. Keren!

Resensi buku lain bisa dilihat di http://dionyulianto.blogspot.com/

THE ARABIAN NIGHT: Kisah-Kisah Fantastis 1001 Malam, resensi Noviane Asmara

Judul : THE ARABIAN NIGHT: Kisah-Kisah Fantastis 1001 Malam
Penulis : Andrew Lang
Penerjemah : Titik Andarwati
Editor : Anton Widyanto Putra
Desain cover : Isthis Comic
Layout : Yudhi
ISBN : 978-979-1032-56-8
Tebal : 270 Halaman
Penerbit : Katta
Harga : Rp 49.800
Cetakan : I, April 2011

Berbicara tentang kisah 1001 malam, pasti tak akan terlepas dari Negara Timur Tengah di mana kisah ini berasal. Kisah yang isi ceritanya kental dengan unsur Timut Tengah seperti; Jin, Lampu Ajaib, Permadani, Pangeran, Sultan, Putri, Permaisuri, Wazir, Tukang Sihir dan hal lainnya yang berbau Timur Tengah.

Kali ini Bukukatta menerbitkan kumpulan Kisah-Kisah Fantastis 1001 Malam yang dihimpun dalam Buku The Arabian Night.

Buku setebal dua ratus tujuh puluh halaman ini menyajikan tiga puluh lima kisah 1001 malam. Dari ketigapuluh lima kisah ini, ada beberapa kisah yang pasti sudah tidak akan asing bagi kita, karena kisahnya sudah sering kita dengar berkali-kali bahkan sudah kita tonton pula versi filmnya walau tentunya dengan sajian yang berbeda.

Sebut saja kisah Alladin dan Lampu Ajibnya. Siapa yang tak kenal dengan sosok pemuda biasa ini. Nasibnya tiba-tiba berubah 180 derajat saat dengan tidak sengaja menemukan Lampu Ajaib yang dihuni oleh Jin. Dengan bantuan Jin yang telah lama terkurung dalam Lampu Ajaib ini, selain menjadi kaya raya, Alladin pun akhirnya bisa menikah dengan wanita pujaannya―Putri Sultan. Dan kelak dia menjadi Raja dengan menggantikan Sultan ketika telah wafat.

Ada pula kisah heroik dari Sinbad si Pelaut Ulung. Kisah Sinbad ini tertuangkan dalam delapan kisah. Dalam kisah Tujuh Pelayaran Sinbad si Pelaut, Tokoh Sinbad hanya tampil sebagai pelengkap kisah saja. Karena di kisah tersebut Sinbad bermaksud menceritakan ketujuh pelayaran menakjubkannya dengan menjadikannya kisah yang terpisah. Dimulai dari kisah Pelayaran Pertama, Pelayaran Kedua, Pelayaran Ketiga, Pelayaran Keempat, Pelayaran Kelima, Pelayaran Keenam dan ditutup dengan Kisah Pelayaran Ketujuh dan Terakhir.

Dalam kedelapan kisah pelayaran Sinbad itu kita kan diajak bertualang oleh Sinbad mengarungi lautan, menaklukan badai, terdampar di tempat antah berantah sampai menjadi budak. Keperkasaan Sinbad inilah yang ingin disampaikan oleh si penulis. Dengan tekad kuat dan jiwa petualang, Sinbad berhasil menaklukkan segala bahaya dan rintangan yang nyaris selalu merenggut nyawanya.

Uniknya buku The Arabian Night ini mempunyai cara bercerita yang tidak biasa. Ketika kita membuka buku ini, kita akan menemukan Kisah Sultan Syahryar dan Putri Sheherazad. Akhir dari kisah ini diceritakan bahwa Putri Sheherazad bercerita tentang Kisah Pedagang dan Jin yang merupakan Kisah Kedua dari buku ini. Begitu juga selanjutnya, akhir dari kisah ini adalah menceritakan tiga laki-laki tua teman dari si Pedagang yang bercerita dengan kisah berbeda pada si Jin. Jadilah kisah ini berjudul: Kisah Laki-laki Tua Pertama dan Rusa Betina, Kisah Laki-laki Tua Kedua dan Dua Anjing Hitam dan seterusnya.

Kisah ini seperti Boneka Matryoskha, begitu boneka besar dibuka, akan terdapat boneka serupa dengan ukuran yang lebih kecil dan seterusnya sampai boneka tersebut adalah boneka terkecil yang merupakan boneka penutup.

Demikian dengan Kisah The Arabian Night. Di akhir kisah, si tokoh utama ataupun tokoh pembantu dalam kisah itu akan bercerita tentang kisah lainnya. Yang terus sambung menyambung walaupun kisahnya kadang tidak saling berhubungan.

Para pembaca dijamin tidak akan bosan dengan Kisah-Kisah Fantastis 1001 Malam yang ditawarkan oleh penerbit BukuKatta ini. Karena 35 kisah yang disajikan begitu beragam dan menawan serta sarat dengan makna pembelajaran hidup. Bagaimana kita berlaku adil, bagaimana menjadi pribadi bijaksana, bagaimana cara menghormati dan menyayangi sesama makhluk Tuhan, dan juga cara bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Kejutan-kejutan yang ada di dalamnya pun kadang membuat kita tak percaya sekaligus merasa puas.

Kisah Petualangan Pangeran Qamarulzaman dan Putri Badura yang berada di halaman 130 adalah kisah favorit pilhan saya. Kisah yang menceritakan bagaimana perasaan rindunya Raja Shahzaman yang telah lama menikah tapi belum juga dikarunia anak. Tapi ketika anugerah itu hadir, sang anak yang diberi nama Qamarulzaman yang artinya “rembulan abad ini”.

Putra mahkota ini tumbuh menjadi pribadi yang cerdas dan tampan. Sampai suatu hari sang Raja berniat menyerahkan tampuk kepeminpinannya pada anak semata wayangnya ini yang langsung ditampik oleh sang anak.

Akhirnya dengan nasihat dari Wazir Agung-nya Raja berniat menikahkan sang anak dengan maksud agar sang Pangeran akan tetap tinggal di istana.

Konflik dimulai ketika Pangeran Qamarulzaman tetap menolak perintah ayahnya untuk menikah dan menggantikan dirinya menjadi raja.

Akhirnya Raja Shajzaman pun murka dan menghukum Pangeran. Di tempat pengasingan ini lah akhirnya Pangeran menemukan belahan jiwanya. Belahan jiwa yang ia temukan secara tidak sengaja akibat keisengan dan kejahilan dua jin yang sedang bertaruh.

Dan akhir ceritanya tentunya happy ending walapun untuk mencapai kebahagian itu Pangeran Qamarulzaman haru banyak berkorban dan mendertita. Pengorbanan yang tidak semua orang akan bisa menghadapinya.

Terima kasih kepada BukuKatta yang telah menerbitkan Kisah-Kisah Fantastis 1001 Malam ini, karena saya merasa bernoltagia kembali ke masa kecil saat saya didongengkan Alladin dan Lampu Ajaibnya yang juga telah saya lihat filmya dalam berbagai versi pula. Begitu pula dengan tokoh heroic si Pelaut Ulung―Sinbad. Saya merasa dibangkitkan kembali memori masa kecil saya saat membaca buku The Arabian Night ini. Termasuk kisah Petualangan Khalifah Harun Al Rasyid yang sungguh cerminan seorang pemimpin yang adil dan peka terhadap kehidupan rakyatnya.

Sejumlah penulis terkenal seperti Voltaire, Goethe dan Jorge Luis Borges pun mengakui pengaruh besar kisah-kisah dalam Arabian Night dalam karir kepenulisan mereka. Kisah ‘Seribu Satu Malam’ yang akan terus dikisahkan dan disimak kembali.

Dari segi kemasan, The Arabian Night sudah sangat jauh lebih baik dari buku-buku yang telah BukuKatta terbitkan sebelumnya. Kovernya yang sangat “1001 malam” pun menambah kuat akan kisah yang hendak diceritakan. Adapun tulisan The Arabian Night-nya pun dibuat dengan karakter kaligrafi yang berbau Timut Tengah. Ketebalan tinta atas kualitas cetakan huruf pun sudah bagus, tidak seperti di buku sebelumnya yang masih terdapat ketidakrataan cetakan tintanya.

Hanya sayang masih terdapat typo yang sangat kontras tertulis di buku ini. Kata ‘merubah’ yang berkali-kali tertulis, walau di bagian lain ada pula tertulis kata ‘mengubah’.

Penasaran dengan kisak-kisah apik nan memukau dari Negeri Timur Tengah ini? Ya silahkan baca saja bukunya.

Resensi ini bisa dilihat juga di www.buntelankata.blogspot.com