Kamis, 22 April 2010

Nilai-nilai Kearifan Lokal di Balik Misteri Indonesia, Resensi Catatan Sawali Tuhusetya

Misteri-misteri Terbesar Indonesia 2
Pengarang: Haris Firdaus
Penerbit: Katta, 2009 (Solo)
Edisi: Cetakan pertama, November 2009
Tebal: 192 halaman




Satu lagi, buku baru telah lahir dari tangan seorang Haris Firdaus. Lelaki muda berusia 23 tahun yang juga penggiat Komunitas di Kabut Institut Surakarta ini agaknya tak pernah kekeringan ide untuk menumpahkan kreativitasnya. Usai menerbitkan buku Misteri-misteri Terbesar Indonesia, setahun kemudian muncul buku Misteri-misteri Terbesar Indonesia 2 (MTI 2) yang bisa jadi dimaksudkan sebagai “bukti historis” tentang potret kultur bangsa kita yang amat dekat dengan alam. Meski sudah banyak buku yang membidik tentang berbagai “keajaiban” dan pesona alam Indonesia, tetapi selalu saja tak pernah bisa tuntas dikupas dan dibicarakan orang. Alam Indonesia dengan segenap variannya agaknya terus melahirkan inspirasi baru yang eksotis, tetapi sekaligus juga misterius.
MTI 2, dalam pandangan awam saya, juga tak bisa dilepaskan kaitannya dengan konteks kultur bangsa kita yang sejak dulu memang sudah demikian akrab dengan alam. Saking akrabnya dengan alam, sampai-sampai bangsa kita tidak sadar bahwa kita masih berada dan hidup di tengah kepungan sejumlah misteri yang selama ini belum juga bisa terkuak. Dengan menggunakan motto “Kaya data, memikat, dan tidak membosankan”, alumnus FISIP UNS Solo itu berupaya mendedahkan sejumlah misteri Indonesia yang masih menyisakan sejumlah tanda tanya itu ke dalam sebuah ensiklopedi sekaligus narasi yang renyah. Lewat motto-nya itu, Haris berupaya menawarkan kajian beragam misteri itu dari berbagai macam sumber: serpihan fakta sejarah, teori ilmiah –arkeologi, biologi, sampai geologi– atau juga mitos dan legenda rakyat.
Maka, lahirlah: (1) Coelacanth: Ikan Purba yang Kebal Evolusi; (2) Orang-orang Bermata Biru: “Bule Asli Aceh” di Lamno; (3) Sepotong Majapahit Bernama Trowulan; (4) Gunung Kawi: Pusat Klenik Jawa-Cina; (5) Garuda yang Berselimut Tanya; (6) Kiamat Tsunami Aceh; (7) Kerajaan Kandis, Alexander Agung, dan Atlantis yang Hilang, (8) Dewi Lanjar: Penggoda Gaib dari Pantura, dan (9) Batujaya, Toleransi Agama, dan Globalisasi Prasejarah. Memang, sebagian narasi, seperti Sepotong Majapahit Bernama Trowulan, Gunung kawi: Pusat Klenik Jawa-Cina, atau Dewi Lanjar: Penggoda Gaib dari Pantura, merupakan kisah yang sudah sangat akrab dengan kultur masyarakat kita, khususnya Jawa. Meski demikian, dengan menggunakan sentuhan pendekatan yang lebih humanis dan indah, Haris berhasil menyuguhkan sesuatu yang baru.
Perhatikan saja narasi berikut ini!
Yang unik, rekonstruksi itu ternyata tidak hanya melibatkan upaya fisik. Sebuah koran menyebut, sejumlah paranormal ternyata mengajukan diri untuk terlibat dalam upaya itu. Untuk apa? Jawabannya mudah saja: untuk membantu secara “metafisik” proses rekonstruksi itu. Pada Januari 2008 lalu, sekira 15 paranomal melakukan semedi di kolam Segaran. Dan, hasilnya “tidak tanggung-tanggung”: 15 paranormal itu mengaku berhasil melakukan “wawancara” dengan Gajah Mada. Dalam “wawancara” itu, paranormal-paranormal itu berhasil melihat sosok Gajah Mada …. (“Sepotong Majapahit Bernama Trowulan” hal. 60-61).
Di Ciamsi alias tempat meramal nasib, tak ada orang dari latar belakang budaya apa pun yang diperlakukan secara berbeda. Meski budaya meramal sebenarnya merupakan tradisi Cina, orang dari Jawa atau suku lainnya boleh saja ikut meramal nasib mereka di sana. Para penjaga klenteng juga bukan orang etnis Tionghoa, melainkan Jawa. Orang-orang Tionghoa dan Jawa juga berbaur mengikuti ritual-ritual di sana. Mereka bersama-sama berdoa, sembahyang, dan memohon berkah di tempat yang sama (“Gunung Kawi: Pusat Klenik Jawa-Cina” hal. 80).
Dengan demikian, jelas sudah: meski Dewi Lanjar barangkali bukan sosok yang benar-benar ada dalam kehidupan nyata, cerita tentangnya tetap bisa memiliki arti positif bagi manusia. Jangan-jangan, yang terpenting memang bukan bertanya apakah dewi itu benar-benar ada tapi justru apakah guna cerita Dewi Lanjar bagi kehidupan manusia (“ Dewi Lanjar: Penggoda Gaib dari Pantura” hal. 166).
Begitulah beberapa contoh penggalan narasi yang disuguhkan Haris dalam buku ini. Ia tidak hanya sekadar menempel potongan-potongan puzzle, tetapi juga memermak dan memolesnya melalui opini-opini reflektif, hingga terbangun sebuah mozaik cerita yang runtut dan enak dibaca. Tentu saja, masih ada beberapa narasi lain yang tak kalah menarik untuk dibaca dan dinikmati. Sebagian besar kisah misteri yang didedahkan mengandung muatan nilai kearifan lokal sebagai pancaran aura kultural bangsa kita yang telah lama dikenal memiliki kekayaan budaya dan peradaban yang bermartabat.
Meski demikian, buku ini juga bukannya tanpa cacat. Selain masih ditemukan beberapa kesalahan ejaan –seperti klitika “pun” yang seharusnya ditulis terpisah– secara keilmuan buku ini belum bisa dibilang berhasil dalam merangsang “adrenalin” pembacanya untuk melakukan kajian-kajian lanjutan. Tidak dicantumkannya daftar pustaka bisa menjadi ganjalan tersendiri ketika sejak awal buku ini diniatkan sebagai sebuah ensiklopedi. Apalagi, Haris banyak sekali menyajikan serpihan-serpihan historis yang saya yakin berada di luar jangkauan memori sang penulis untuk mengingat sekian fakta yang detil dan rinci. Mungkinkah lantaran Haris hanya menggunakan kemampuan ber-search engine di internet ketika mendapatkan sumber-sumber historis itu dalam memperkaya kajian-kajian misterinya?
Terlepas dari kekurangan yang masih tersisa, yang pasti buku ini tetap layak dibaca dan dinikmati. Setidaknya, buku ini bisa menjadi pengingat bahwa di negeri ini masih banyak nilai kearifan lokal di balik kisah-kisah misteri yang masih perlu terus digali, dilestarikan, dan dikembangkan lebih lanjut. Sungguh, sebuah ide brilian dan kreatif, ketika buku ini hadir di tengah sinyalemen lunturnya semangat kultur-lokal akibat gerusan budaya global yang kian dahsyat.
***
dipetik dari : http://sawali.info/2009/11/08/nilai-nilai-kearifan-lokal-di-balik-misteri-indonesia/

Kisah-kisah Pelaku Harakiri Paling Dikenang, Resensi J. Haryadi

HARAKIRI : Kisah-kisah Pelaku Harakiri Paling Dikenang
Penulis : Andri Saptono
Kategori : Fiksi
ISBN : 978-979-1032-23-0
Ukuran : 13.5 X 20.5 Cm
Halaman : 248 halaman
Cover : Soft Cover
Penerbit : Penerbit BukuKatta
Terbit : 2010
Harga : Rp.33.300


Harakiri adalah perbuatan bunuh diri yang dilakukan samurai Jepang sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap apa yang telah dilakukannya. Bagi orang awam, tentu tindakan ini dianggap sebagai tindakan gila, tidak rasional bahkan tabu, tetapi bagi kalangan samurai, melakukan harakiri adalah tindakan terhormat . Buku ini dapat menjelaskan alasan mengapa para samurai melakukannya.

Buku bersampul gambar seorang samurai berpakaian perang dengan posisi setengah duduk membungkuk dengan tangan kanan menopang samurai yang menancap ketanah, bagi saya sudah cukup menggambarkan situasi keritis, dilematis dan putus asa yang dialami oleh sang samurai, sebelum ia melaksanakan upacara seppuku.

Buku karya Andri Saptono setebal 248 halaman ini terbagi atas 3 bagian. Setiap bagian merupakan cerita lepas yang tidak ada kaitannya antara satu kisah dengan kisah lainnya. Benang merah dari ketiga kisah yang ditampilkan adalah harakiri.

Bagian pertama diberi judul 47 Ronin yang berkisah tentang balas dendam Oishi, sang pemimpin para ronin atas kematian tuannya Lord Asano yang dipaksa melakukan seppuku dihadapan Lord Tamura dan pasukannya sebagai hukuman atas perbuatannya menyerang kediaman Kira, sang pejabat shogun yang tamak sehingga terjadi pertumpahan darah.

Perjuangan Oishi untuk membalas dendam atas kematian tuannya mendapat dukungan dari para ronin lainnya. Oishi terus mengatur siasat yang jitu agar dapat mewujudkan keinginannya untuk mempersembahkan kepala Kira diatas makam Lord Asano. Perbuatan ini merupakan bukti pengabdian dan kesetiaannya kepada sang majikan, walau nyawanya sendiri sebagai taruhannya.

Membaca novel ini membuat kita ikut hanyut dengan suasana duka dan dendam yang membara yang sedang ditanggung Oishi dan kelompoknya. Strategi penyerangan terhadap kastil Kira yang dirancang oleh Oishi digambarkan secara detail, cermat dan penuh perhitungan. Berbagai kemungkinan ia persiapkan secara apik, mengingat semua gerak-geriknya selalu dipantau oleh mata-mata Kira yang ada dimana-mana.
Mampukan Oishi lolos dari mata-mata Kira yang selalu membuntutinya ? Apakah Oishi bisa keluar dari jebakan Kira ? Ataukah justru nasibnya akan sama seperti tuannya yang berakhir dengan upacara seppuku ?

Bagian kedua mengisahkan tentang Oda Nobunaga, seorang penguasa yang kejam. Sifatnya sulit ditebak sehingga membuat semua panglima yang ada dibawah komandonya menjadi sangat berhati-hati setiap kali berhadapan dengannya. Keputusannya bisa saja berubah dalam hitungan menit. Perangainya yang emosional bisa meledak-ledak setiap saat, bagai bom waktu yang siap meledak. Tak ada seorangpun yang dapat menduga-duga apa sebenarnya yang ada dibenaknya.

Kekejaman Nobunaga bukan sekedar dongeng. Hal itu sudah dibuktikannya ketika ia membumihanguskan sebuah kuil di Gunung Hei karena dianggap membangkang dan tidak mau tunduk pada kekuasaannya. Akibatnya sungguh fatal, sepuluh ribu orang yang ada di kuil tersebut tewas dibantai pasukannya, mulai dari biksu, orangtua, wanita dan anak-anak semuanya harus meregang nyawa. Hal ini membuat siapapun yang mendengar namanya pasti akan menggigil ketakutan dan menjadi ciut nyalinya

Nobunaga benar-benar ambisius dan haus kekuasaan. Ia selalu mengambil inisiatif untuk menyerang daerah lain yang belum bertekuk lutut padanya. Semua keinginannya dapat berjalan mulus berkat bantuan Hide Yoshi, tangan kanannya yang cerdas dan ahli strategi. Semua pemberontakan dalam negeri berhasil dipadamkan. Semua pertempuran selalu dimenangkan, bahkan terkadang tanpa harus mengeluarkan setetes darahpun. Hal ini tentu saja akibat kejeniusan Hide Yoshi yang pandai mengatur siasat dan berdiplomasi.

Perlakuan Nobunaga terhadap bawahannya, Akechi Mitsuhide alias “Kepala Jeruk”, yang kerap kali meneriman penghinaan akibat kesalahan kecil yang dilakukannya, padahal ia begitu setia padanya. Jasa Mitsuhide seakan-akan lenyap akibat ulah Nobunaga yang sewenang-wenang dan zalim tersebut. Hal ini membuat Mitsuhide dan pengikutnya geram dan membenci perlakuan Nobunaga.

Suatu saat Mitsuhide ditugaskan Nobunaga melakukan penyerangan dan penaklukan ke daerah lain, setelah sebelumnya dimarahi dan dicaci maki oleh Nobunaga. Hatinya bimbang antara membalas dendam terhadap tuannya dengan melakukan pemberontakan atau mematuhi perintahnya ? Bagaimana mungkin ia harus melaksanakan tugas dari pemimpin yang selalu menghinanya itu. Ia terus berhitung dengan pikirannya sendiri dan menimbang-nimbang peluang berhasil atau tidak langkah yang akan diambilnya.

Lantas, mampukah si “Kepala Jeruk”, panggilan hinaan Nobunaga terhadap dirinya itu tetap setia kepada majikannya ? Atau justru ia menjadi “pengkhianat” demi melenyapkan rasa sakit hatinya ? Atau justru berakhir tragis dengan harakiri ?

Dan satu cerita menarik lainnya yaitu tentang kisah Yukio Mishima, seorang penulis samurai terkenal yang melakukan harakiri di depan Jenderal Mashita. Mengapa lelaki gagap yang sukses sebagai penulis itu justru melakukan seppuku ? Apa saja yang melatarbelakanginya ? Anda tentu penasaran bukan ? Nah, kalau Anda ingin mengetahui kisah selengkapnya, segera miliki buku terbitan BukuKatta ini di toko buku Gramedia, Gunung Agung dan toko-toko buku kesayangan Anda lainnya.

Selamat membaca, semoga bermanfaat !


***

dipetik dari : http://resensi66.wordpress.com/2010/02/23/resensi-buku-harakiri/

Tange Sakura, Resensi J. Haryadi

Judul Buku : Tange SAKURA
Kategori : Fiksi / Antologi
ISBN : 978-979-1032-22-3
Ukuran : 13.5 X 20.5 Cm
Halaman : 144halaman
Cover : Soft Cover
Penerbit : Penerbit BukuKatta
Terbit : 2010
Harga : Rp.20.000


Buku berjudul “Tange SAKURA” ini dibuka dengan kisah petualangan seorang ronin wanita bertangan satu. Samurai wanita berwajah cantik ini mempunyai kebiasaan berjudi atau menantang duel sensei sebuah dojo hanya sekedar untuk mendapatkan hadiah kepeng untuk membiayai keinginannya makan dan tidur enak di sebuah penginapan yang disinggahinya.
Sakura adalah samurai tak bertuan yang hidupnya seolah tanpa tujuan. Ia hanya mengikuti irama hatinya, bergerak tak tentu arah. Ia menggambarkan dirinya sendiri dengan berujar, “Aku adalah anjing yang tersesat, tidak mempunyai suami, tidak mempunyai rumah, tidak mempunyai Tuan, dan hanya mengembara kemana saja angin membawaku ….
Cerita yang ditulis oleh Nina Boal, pemenang ketiga Samurai Fiction Contest 2008 ini sangat menarik, sehinggapantas kalau dijadikan judul buku bersampul gambar wanita cantik berkimono dengan posisi duduk membelangi ini. Saya justru berharap kisah Sakura ini bisa dilanjutkan ke dalam sebuah novel.
Cerita menarik lainnya adalah kisah yang ditulis oleh Jacqueline Chillard, pemenang kedua Samurai Fiction Contest2008.
Ia menceritakan kisah tentang perjuangan seorang putra Panglima Perang yang kalah dalam peperangan. Ushikawa harus menempuh perjalanan jauh dan berliku dibawa oleh sang ibu yang melarikan diri dari kejaran musuh-musuh ayahnya. Mereka harus rela menempuh puncak bukit menuju sebuah kuil untuk menyembunyikan diri. Ibunya menitipkan dirinya kepada biksu untuk diajarkan ilmu dan menjadikan dirinya kelak sebagai seorang samurai sejati.
Perjuangan Ushikawa tentu tidak mudah. Ia harus rela ditinggal pergi ibunya. Ia juga harus rela mendapat perlakuan diskriminasi dan pelecehan dari saudara seperguruannya. Bahkan ia harus rela mengganti namanya menjadi Shanao dan melupakan identitas asalnya demi keselamatan dirinya dan cita-cita besarnya, membalaskan dendam ibunya terhadap musuh-musuh ayahnya.
Buku setebal 144 halaman ini cukup menarik dijadikan teman perjalanan ketika Anda bepergian jauh atau mengisi waktu-waktu kosong Anda. Kisah lainnya yang tak kalah menarik adalah kisah petuangan Hikaru Genji, seorang samurai Don Yuan yang biasa mengencani wanita-wanita cantik kaum bangsawan di negerinya. Ia tak segan-segan menyusup kedalam istana demi melancarkan aksi bejadnya mengencani istri bangsawan yang kesepian. Kisah yang ditulis oleh Nate Ledbetter ini meraih penghargaan pertama sebagai pemenang Samurai Fiction Contest 2008.
Tentu masih ada beberapa cerita menarik lainnya yang bisa anda simak dari buku terbitan penerbit BukuKatta ini. Sangat disayangkan kalau Anda melewatkan buku menarik ini. Segera Anda dapatkan buku ini di toko buku Gramedia, Gunung Agung dan toko-toko buku kesayangan Anda lainnya.
Selamat membaca, semoga bermanfaat !
***
http://resensi66.wordpress.com/2010/02/19/resensi-buku-tange-sakura/

Rabu, 21 April 2010

Kisah dari Negeri Para Dewa, Resensi Noviane Asmara

Olympus, Kisah dari Negeri para Dewa
Penulis : Anton WP
ISBN : 978-979-103-221-6
Tebal : 244 Halaman
Cover : Soft Cover
Kategori : Fantasi
Penerbit : Bukukatta
Terbit : Januari 2010

Buku ini setidaknya mewakili rasa penasaranku terhadap cerita Mitologi Dewa Yunani yang terkenal itu, walaupun sudah banyak dimuat atau disinggung didalam film ataupun dalam buku-buku cerita lainnya, tetapi membaca cerita Mitologi Yunani ini, tidak pernah membuatku bosan.

Buku Olympus ini berisi aneka ragam cerita mengenai para Dewa dan Dewi Yunani. Dimulai sejak Chaos yang menciptakan Nyx sang dewi malam untuk menemaninya hingga seorang gadis Ilia yang merupakan keturunan Silvius, memiliki anak kembar Remus dan Romulus hasil hubungannya dengan dewa Ares.

Dalam sebuah pertengkaran, Romulus membunuh Remus. Ia lalu mendirikan kota Roma. Ini merupakan awal dari sebuah kerajaan besar bernama Romawi dan akhir cerita dari negeri dewa-dewi.

Di buku ini beraneka ragam cerita bisa kita temui. Mulai dari asal kelahiran Zeus, yang dianggap bapak para dewa. Zeus nyaris tidak lahir dan menjadi korban kekejaman ayahnya Cronus. Cronus takut akan ramalan yang mengatakan bahwa anaknya akan membunuhnya. Untuk itu, setiap anaknya lahir, maka ia akan segera menelannya. Rhea sang ibu melahirkan Zeus sebagai anak keenam dan menitipkannya ke dua peri yang disebut Gaia.

Dengan tipu daya yang cerdik, Rhea akhirnya bisa membebaskan kelima anaknya yang lain dari perut Cronus dalam keadaan hidup. Zeus mengajak saudaranya untuk tinggal di Pegunungan Ida.

Lima Saudaranya diberi nama Hestia, Hera, Demeter, Poseidon dan hades. Mereka bertekap menjatuhkan Cronus dari tahtanya dan menciptakan kedamaian di alam semesta. Setelah bertempuran yang lama tanpa menunjukkan titik akhir, mereka sepakat untuk mebebaskan para saudara Cronus yang dipenjara.

Dengan bantuan para paman, Zeus dan teman-temannya mampu mebebaskan ibu mereka Rhea dan mengalahkan Cronus. Kilatan petir dari senjatan Zeus mengarah langsung ke tubuh Cronus membuatnya tersengat dan tubuhnya terguncang hebat hingga senjatanya terlepas.

Para musuh ditahan dan kemenangan Zeus disambut sorak-sorai para pendukungnya, Khusus untuk Atlas sebagai kepala pasukan musuh, mendapat hukuman memanggul sebuah bola berat yang konon adalah bumi. Menurut cerita mitologi, setiap kali Atlas bergerak mereganggkan ototnya maka terjadi gempa di bumi yang dipanggulnya.

Untuk penderitaan Atlas tidak berlangsung lama. Kelak seseorang yang berhasil memenggal kepala Medusa, telah berbaik hati mengijinkan Atlas untuk melihatnya hingga ia berubah menjadi batu dan tak perlu menanggung siksa memanggung bumi lagi selamanya.

Dikisahkan juga mengenai wanita pertama di bumi, Pandora. Sebutan Kotak Pandora sering kita dengar, namun belum tentu ada yang mengerti bagaimana kisah itu sebenarnya.

Semuanya dimulai dari niat Zeus untuk membuat mahluk yang menyerupai para dewa namun dengan kemampuan yang berbeda.. Tentunya juga bisa mati. Diperintahkannya dibuat model mahluk tersebut dari tanah liat. Lalu Athena, anak gadisnya diperintahkan untuk meniupkan nafas kehidupan. Makhluk itu diberi nama manusia. Semuanya berjenis kelamin laki-laki dan ditaruh di bumi.

Zeus memerintahkan manusia memberikan persembahan sebagai hukuman atas kelancangan mereka memakai api yang semula hanya diperuntukan untuk para dewa. Namun ternyata persembahan tersebut juga dimuat dengan tidak seharusnya. Sebagai hukuman, maka Zeus menciptakan manusia perempuan pertama yang diberi nama Pandora, yang berarti pemberian dari semua.

Suatu saat pandora yang sudah menikah dengan manusia bernama Epimetheus mendapat kunjungan salah satu Dewa. Sang Dewa meminta Pandora untuk menyerahkan sebuah kotak kayu yang tidak begitu besar namun berat ke suaminya dengan pesan untuk tidak membukanya.

Namun rupanya Pandora merasa penasaran dan ia membuka kotak itu. Dari dalamnya keluarlah berbagai makhluk kecil bersayap hitam yang menyegat Pandora dan Epimetheus. Dan untuk pertama kalinya mereka bertengkar!

Ternyata kotak itu berisi aneka macam bibit keburukan, penyakit, penderitaan dan kemalangan. Untungnya di dalam kotak masih ada makhluk kecil bersayap putih yang ternyata adalah harapan.

Makhluk itu terbang keluar rumah dan akan menjalankan tugasnya mengobati segala macam keburukan, penyakit, kejahatan, penderitaan dan kemalangan yang menimpa umat manusia.

Masih banyak kisah yang lainnya, sepertinya anda harus membaca sendiri. Dari sekian banyak cerita yang ada, pastilah ada cerita yang sudah tidak asing lagi buat anda, enatah karena dibuat film ataupun cerita dalam bentuk lainnya. Jangan ragu menentukan mana cerita favorit anda, karena ini hanya sekedar cerita .

*****

http://www.facebook.com/notes/noviane-asmara/serunya-berwisata-ke-negeri-para-dewa-dewi/380965615753

Misteri-misteri Terbesar Dunia

Penulis : Tony Hendroyono
ukuran : 14,5 x 20,5 cm
isi : 136 halaman HVS 70 gr
Rp. 27.000
Cetakan I, 2010
Genre : pengetahuan umum
ISBN : 978-979-1032-31-5

Misteri Benua Atlantis | Sebagian ilmuwan meyakini bahwa Benua Atlantis yang termasyur di masa lampau adalah wilayah yang sekarang disebut Kepulauan Indonesia. Bukti sistem terrasering di bidang pertanian serta kekayaan alam yang melimpah menguatkan teori itu. Benarkah demikian?

Misteri Segitiga Bermuda | Lima pesawat tempur AS hilang misterius di sekitar perairan samudera Atlantik. Sebuah pesawat penolong yang dikirim pun mengalami nasib yang sama. Kekuatan apakah yang sanggup menyedot pesawat-pesawat tersebut?

Misteri Stonehenge | Monumen megah dari batu-batu raksasa ditemukan di Salisbury, Inggris. Monumen tersebut diduga sebagai pangkalan UFO, atau sebagai observatorium masa lalu. Teori manakah yang benar?

Misteri Piramida Mesir | Ribuan tahun sebelum Masehi, Bangsa Mesir Kuno sudah sanggup membuat piramida yang begitu kompleks. Muncul beberapa teori tentang metode dalam pembangunan itu. Sebenarnya teknologi apa yang dipakai bangsa Mesir tersebut?

Misteri Suku Maya | Peninggalan sejarah peradaban Suku Maya bertebaran di wilayah Amerika Tengah. Namun, sampai kini belum bisa ditelusuri secara pasti sisa-sisa orang-orang Maya. Apakah mereka punah akibat bencana alam, wabah penyakit, atau melarikan diri dan menyebar ke seluruh pelosok dunia?

Ogopogo dan Nessie | Monster-monster penjaga danau muncul di permukaan air dan dipercaya oleh orang-orang. Para ilmuwan pun berlomba-lomba menangkap basah hadirnya makhluk misterius tersebut. Mampukah para peneliti melacaknya?

*****

Menjelajah Negeri Dewa-Dewi , Resensi Truly Rudiono

Olympus, kisah dari Negeri Para DewaOleh Truly Rudiono

Pengarang : Anton WP
Halaman : 244
Penerbit : Penerbit bukuKatta
Januari 2010

Buku ini berisikan sekitar 114 cerita. Penyusunan halaman yang sangat efisiensi membuat halaman yang hanya 243 mampu menampung sekian banyak cerita, tentunya ditambah dengan ilustrasi cantik yang kian membuat mata dimanjakan saat membaca buku ini

Dahulu salah satu stasiun televisi swasta menayangkan cerita mengenai kisah kepahlawan seorang anak manusia keturunan dewa bernama Hercules serta perempuan perkasa bernama Xina. Keduanya mengambil setting metodologi Yunani. Program tersebut menjadi tontonan favorit saya karena selain menghibur juga menyampaikan pesan moral dengan cara yang menarik

Saat meminjam buku ini , saya langsung penasaran pada kedua tokoh yang sangat saya kenal itu plus beberapa tokoh yang pernah saya dengar namanya. Namun rupanya nama-nama yang saya cari tidak ada di buku ini. Namun saat mengintip daftar isi yang memuat begitu banyak cerita, saya terpacu untuk menuntaskan lembar-lembar yang ada.

Saya menemukan beberapa hal yang menarik. Di buku ini, Hercules mendapat nama Heracles. Kesamaan tokoh dengan nama yang berbeda ini baru saya sadari saat membaca cerita dengan judul Dua Belas Tugas Heracles” , isinya persis dengan 12 tugas Hercules.

Heracles merupakan anak Zeus dari wanita bernama Alcmene. Saat lahir, semula Heracles diberi nama Alcides. Namun Hera yang mengetahui anak tersebut adalah keturunan Zeus mengirim dua ekor ular berbisa untuk membunuh bayi itu. Namun ular tersebut malah dipencet hingga mati. Guna meredam kemarahan Hera, maka sang ibu memberi nama Heracles.

Namun sepertinya kisah Herculs atau Heracles ini merupakan kisah yang paling popular.Kisah Hercules dengan 12 tugasnya bahkan sudah diadopsi oleh Dame Agatha Mary Clarissa Christie dalam ceritanya mengenai 12 tugas untuk Hercule Poirot, salah satu tokoh detektif pada tahun 1947.

Dari buku ini, terkesan Zeus adalah seorang dewa yang mata keranjang. Kisah petualangannya membuat para istrinya marah. Terutama Hera, yang selalu berusaha melampiaskan kemarahannya ke mereka yang memiliki hubungan dengan kisah kasih Zeus. Entah anak hasil hubungan tersebut, perempuan yang dikasihi Zeus, hingga mereka yang hanya membantu saja.

Ada juga cerita mengenai Echo yang semula adalah peri. Akibat berusaha menghalangi Hera menangkap basah Zeus dalam petualangan cintanya. Ia dikutuk hanya mampu mengucapkan kata-kata terakhir, tak pernah awal. Suaranya hingga saat ini masih bsai terdengar di pegunungan, mengulangu kata terakhir yang diucapkan siapapun.

Saya juga baru menyadari bahwa di kepala Apollo ada mahkota. Mahkota dari rangkaian cabang dan daun-daun pohon yang ada ada di kepala Apollo merupakan wujud kerinduannya akan kekasih hatinya Daphne yang telah menjadi pohon yang kemudian disebut pohon salam. Ia juga menghiasi alat musik lira dan tempat panahnya.

Di halaman 61, ada sebuah cerita berjudul Artemis dan Endymion. Dikisahkan bagaimana Artemis tertarik pada seorang pengembara yang bernama Endymion. Saking tertariknya tanpa sadar ia mencium pipi kanan pemuda itu, hal itu membuat pemuda yang tertidur menjadi terbangun.Karena malu maka ia segera melarikan diri. Hal itu terus dilakukannya pada malam-malam berikutnya.

Artemis ingin Endymion selalu menemaninya, maka ia memohon pada ayahandanya Zeus agar pemuda itu tetap muda hingga bisa menemaninya. Permintaannya dikabulkan Zeus namun sang pemuda harus tidur selamanya. Artemis lalu membawa Endymion yang dibuat tidur abadi ke sebuah gua di Gunung Latmos. Tiap malam ia datang menemui kekasihnya. Mereka memiliki 50 orang anak perempuan yang disebut Menae.

Saya tahu ini cerita fantasi, seperti juga yang ditulis di cover belakang buku ini. Namun bagaimana bisa, memiliki anak sebanyak itu jika si pria tidur abadi? Kecuali jika saat malam hari sang pria terbangun dari tidurnya dan saat menjelang pagi tertidur lagi, seperti vampir.

Yang tak kalah serunya, kisah mengenai Troy. Termasuk peperangan di Kota Troy, kisah Kuda Troy hingga kisah cinta yang menyelimuti peristiwa itu. Semuanya diuraikan secara apik dan menarik dalam buku ini.

Ada beberapa kesalahan penyebutan nama yang menyanggu. Misalnya pada halaman 36 diceritakan mengenai Dionysus. Disebutkan bagaimana Hera sangat membecinya, maka untuk itu Rhea sang nenek melindunginya. Ia mengajarkan cara menanam anggur dan membuat buahnya menjadi minuman istimewa.

Saat ia meminta sang cucu untuk mengembara di bumi dan mengajarkan ilmu yang diperolehnya, maka seharusnya ditulis “Perintah Rhea” bukan “Perintah Hera” Bagaimana mungkin Hera yang memerintahkan. Sementara yang mengajarkan ilmu adalah Rhea sang nenek yang menyayanginya. Hera justru mengutuknya menjadi gila

Sekilas, pada awal-awal, terlihat para dewa-dewi tidak mementingkan moral. Seorang anak bisa dengan mudahnya mengkudeta sang ayah lalu mengawini ibunya sendiri. Mengrim mereka yang tidak disenanginya ke dunai bawah tanah, ke penjara. Namun kian kebelakang, terlihat ada yang berbeda. Jika ada cerita tanpa sengaja seorang anak membunuh ayahnya dan mengawini ibunya, maka sang anak akan menghukum dirinya sendiri.

Dewa-dewi ternyata juga bisa melakukan hal-hal yang lebih rendah serta nekat dibandingkan manusia. Kadang mansia malah memiliki sifat yang lebih mulia dari pada dewa-dan dewi

Terlepas dari kekurangan yang ada. Buku ini benar-benar menghibur saya serta menambah pengetahuan saya mengenai dunia dewa-dewi. Fantasi saya kian terpicu untuk berkelana lepas. Seadainya ada cerita fantasi yang dibuat berdasarkan kisah-kisah yang ada dalam buku ini pasti seru!

*****

http://www.facebook.com/notes/truly-rudiono/olympus-menjelajah-negeri-para-dewa-dewi/412860707278