Selasa, 10 Agustus 2010

Pangeran Yamato Take, dongeng2 klasik dari negeri jepang


Penulis : Yei Ozaki
Penerjemah : Fanny Chotimah
Editor : Bandung Mawardi
Cover dan ilustrasi : Istis Comic

Ukuran : 14 x 21 cm
Isi : 128 halaman kertas mechanical 50 gr
Rp. 23.000
Cetakan I, 2010
Genre : dongeng
ISBN : 978-979-1032-46-9
“Tunggu sebentar!” Takeru, sang perampok, terengah-engah pucat. Ia meraih tangan Pangeran Yamato.
Pangeran Yamato sedikit mengendurkan genggaman tangannya. “Kenapa aku harus berhenti terhadap orang jahat?”
Si perampok menegakkan tubuhnya dengan takut-takut. “Katakan padaku dari mana kamu berasal dan terhadap siapa aku mendapatkan kehormatan? Aku percaya bahwa saudaraku yang mati dan aku sendiri merupakan orang paling kuat di negeri ini. Oleh sebab itu, tak ada satu orang pun yang bisa mengatasi kami. Sendirian kamu melewati marabahaya, masuk ke dalam benteng pertahanan kami. Sendirian kamu menyerang dan membunuh kami! Aku yakin kamu bukan orang biasa.”
Pangeran Yamato tersenyum dan menjawab dengan penuh bangga. “Aku adalah putra Kaisar Keiko dan namaku Yamato. Aku dikirim ayahku sebagai penuntut balas, membawa kematian pada semua pemberontak! Tak akan ada lagi perampokan dan pembunuhan yang membuat rakyat dalam ketakutan!” Ia mengacungkan belatinya yang merah penuh dengan tetesan darah pada ketua pemberontak itu.
“Ah,” helaan lelaki sekarat dengan segenap kemampuannya. “Aku sering mendengar tentangmu.”
Katanya, “Kamu memang orang kuat yang dengan mudah menguasai kami. Ijinkan aku memberi nama baru untukmu. Mulai saat ini kamu akan dikenal sebagai Yamato Take, gelar yang kuwariskan padamu sebagai lelaki paling pemberani di Yamato.” Dengan kata-kata terakhirnya itu, Takeru tersungkur ke belakang dan mati.

Putri Hase, dongeng2 klasik dari negeri jepang


Penulis : Yei Ozaki
Penerjemah : Dwi Cipta
Editor : Bandung Mawardi
Cover dan ilustrasi : Isthis Comic
Ukuran : 14 x 21 cm
Isi : 128 halaman kertas mechanical 50 gr
Rp. 23.000
Cetakan I, 2010
Genre : dongeng
ISBN : 978-979-1032-45-2
Maka, pada suatu hari Putri Terute memesan racun dan menaruhnya di anggur yang manis. Anggur beracun ini ditaruh dalam sebuah botol. Ke dalam botol serupa lainnya diisinya dengan anggur yang baik. Pada Festival Lima Mei, anak itu, Hase-Hime sedang bermain dengan adik tirinya. Semua mainan yang terdiri dari para ksatria dan pahlawan disebar dan ia menceritakan kisah-kisah para pahlawan dan ksatria itu satu demi satu. Mereka berdua tengah menikmati waktu main-main dan tertawa riang dengan para pelayan mereka ketika ibunya masuk dengan dua botol anggur dan beberapa kue yang enak.
“Kalian berdua sangat baik dan bahagia,” kata Putri Terute yang jahat dengan seulas senyum. “Aku bawakan untuk kalian anggur sebagai hadiahnya. Ini juga ada beberapa kue yang enak untuk anak baikku.”
Ia menuang dua cangkir dari botol yang berbeda.
Hase-Hime yang tak pernah membayangkan watak jahat ibu tirinya sedang bekerja. Ia mengambil salah satu cangkir anggur dan memberikan cangkir anggur yang lain pada adik tirinya.
Perempuan jahat itu telah dengan hati-hati menandai botol yang diracun. Namun, karena masuk ke ruangan itu dengan perasaan gelisah dan menuangkan anggur dengan tergesa-gesa, secara tanpa sadar memberikan cangkir anggur beracun pada anak lelakinya sendiri. Sepanjang waktu ia memperhatikan putri kecil itu dengan cemas. Ia terheran-heran karena tak ada perubahan apa-apa di wajah putri kecil itu. Tiba-tiba anak lelakinyMPutri Terutea menjerit dan ambruk ke lantai, kejang-kejang karena kesakitan...