Kamis, 19 Juli 2012

Ubah Misteri Jadi Budaya Populer, resensi Rafika Rabba Farah di Majalah Bestari



 “Orang sukses adalah mereka yang memiliki satu jalur bidang, lalu menekuninya sekuat tenaga,” (Andrew Carnegie; pengusaha pendiri US Steel). Kalimat tersebut mengambarkan kegigihan Eka Nada Shofa Alkhajar dalam menguak tabir misteri beberapa orang misterius di dunia yang banyak digarap  oleh industri budaya (culture industry) sehingga bermutasi menjadi budaya popular (pop culture) ke dalam sebuah buku.
Mengupasnya secara apik, Eka Nada, dosen Ilmu Komunikasi UNS dan juga aktifis yang suka menggeluti dunia perfilman itu menyajikan beberapa mitos dan legenda dunia yang kini ia sebut sebagai komoditas yang terus diawetkan, diproduksi ulang, dikemas dalam bentuk film, game, novel, buku, serial televisi, kartun hingga komoditi wisata.

Dalam buku ini penulis menyoroti fenomena kisah misterius dunia seperti (Jack the Ripper; Sang Pembunuh Para Pelacur yang tak Kunjung Terungkap, King Arthur; Legenda atau Rekaman Sejarah Nyata?, Man in the Iron Mask; Laki-laki Misterius di balik Topeng Besi,  Nostradamus; Sang Ahli Nujum Kontemporer, Robin Hood; Sang Penganut Althurism Sejati; Apakah Ia Pernah Ada?, Uri Geller; Fenomena atau Tipuan) dengan melihat berbagai sudut pandang yang berbeda.
Beberapa analisa yang diuraikan dalam buku setebal 156 halaman ini salah satunya yakni kisah Jack the Ripper yang tak asing lagi dengan kisah misteri pembunuhan sadis di Whitechapel London. Jack yang menghabisi para korbannya dengan cara memutilasi itu menuai banyak spekulasi. Kontroversi kebenaran siapa sesungguhnya Jack the Ripper setiap literatur mempunyai perbedaan informasi mengisahkan hal itu.


Di antara teori menyebutkan, sulit terkuaknya identitas Jack the Ripper adalah karena adanya  keterlibatan Istana Buckingham yang saat itu dipimpin Ratu Victoria. Selain itu, ada pula teori yang menyatakan bahwa munculnya Jack the Ripper hanya sebuah rekayasa pers untuk meningkatkan penjualan oplah penjualan surat kabar kala itu. Betapapun demikian, kini kisah Jack the Ripper telah dijadikan komoditas wisata oleh pemerintah London. Benar atau tidak, faktanya kisah itu telah menjadi bagian dari budaya populer di masyarakat.

Lain lagi dengan kisah Nostradamus peramal asal Perancis abad ke-16 yang hingga kini banyak dielukan khalayak. Keakuratan meramal kejadian besar seperti peristiwa WTC, kematian Ratu Elizabeth I, dan beberapa kejadian lainnya yang tertulis dalam karyanya The Centuries, berhasil banyak mengundang pengagum setia. Namun demikian, banyak pula yang meragukan dan skeptis atas kemampuan Nostradamus.
Selanjutnya, kisah King Arthur sosok legendaris yang tumbuh subur di Inggris dan Eropa bahkan hingga jagad raya itu juga tak kalah misterius. Banyak orang yang telah mengetahui ceritanya namun tak banyak yang mengetahui kebenarannya. Hanya sekedar mitos ataupun kenyataan, beberapa teori mengatakan berbeda tentang kisah bangsawan Inggris itu. Walau demikian, kisah ini telah mengilhami produksi film layar lebar dan beberapa buku. Kisah King Arthur tak luput untuk dijadikan komoditas garapan industri budaya yang kini juga telah menjadi bagian dari budaya populer.

Berawal dari usaha untuk melacak misteri tentang beberapa orang yang masih menjadi tanda tanya kehidupan (unsoveld mystery) itu, penulis dalam buku yang bersampul oranye ini, menyuguhkan bahasan secara ilmiah dengan menyajikan data dari berbagai studi literatur dan studi dokumen untuk memberikan keterbaruan informasi. Selain itu, penulis juga menyajikan data update kontemporer serta referensi yang akurat sehingga analisis tulisannya tajam dan kaya data.

Dikemas dengan bahasa yang renyah dan mudah dimengerti pembaca, buku yang sebenarnya merupakan kajian ilmiah ini terasa seperti buku populer yang cocok dibaca oleh semua kalangan tidak hanya dari akademisi saja. Sehingga tanpa sadar, pembaca yang awalnya tidak tertarik dengan kisah misteri yang dibahas dapat memahami dengan mudah gagasan yang sebenarnya ingin disampaikan penulis dalam buku ini. Selamat membaca.   

Rafika Rabba Farah. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)

Sumber: BESTARI, No. 285/TH.XXIV/April/2012, hal. 23.

Tidak ada komentar: