Senin, 30 Januari 2023

Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Berpendekatan Kesantunan untuk Guru dan Mahasiswa Sekolah Dasar - Dr. Sugeng Riyanto,S.Pd.,M.Pd. & Drs. Agus Budi Wahyudi, M.Hum.


 Ukuran : 14 x 20,5 cm

Isi : 156 halaman kertas HVS 70 gram

Cetakan I, 2023

Genre: Nonfiksi

ISBN: 978-623-???-??-?

Cetakan:  Hitam Putih 

Harga 75.000


Kurikulum 2013 yang lebih bersifat tematik pada jenjang Sekolah Dasar (SD) dengan adanya beberapa perbaikan secara berkelanjutan melalui Kurikulum Nasional atau kurikulum 2013 revisi 2017 sampai pengubahan revisi 2018 sudah mulai diterapkan oleh pemerintah. Posisi pembelajaran bahasa Indonesia memiliki tujuan agar peserta didik mampu mendengarkan, membaca, memirsa, berbicara, dan menulis. Pembelajaran bahasa berkaitan dengan pengetahuan tentang bahasa Indonesia, sedangkan sastra berkaitan dengan memahami, mengapresiasi, menanggapi, dan menganalisis. Pendekatan pengembangan kurikulum diarahkan ke genre-based, genre pedagogy, dan CLIL (content language integrated learning).


Orientasi kurikulum 2013 revisi 2017 peserta didik lebih diarahkan untuk mampu berkomunikasi dengan baik dan santun. Hal itu dikarenakan tantangan masa depan adanya kemajuan teknologi informasi, imbas teknosains, dan adanya konvergensi . Kompetensi peserta didik pada kurikulum 2013 revisi 2017 sampai perbaikan revisi 2018 memiliki kemampuan berpikir jernih dan kritis, mempertimbangkan segi moral, menjadi warga negara yang bertanggung jawab, memiliki minat yang luas dalam kehidupan, dan toleran terhadap pandangan yang berbeda. Pengembangan kurikulum bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan baik jenjang dasar, menengah, maupun atas. Kurikulum Nasional dalam sasarannya mencakup beberapa hal berawal dari KTSP, Kurikulum 2013, dan kurikulum 2013 dengan perbaikan versi 2017 serta perbaikan 2018.


Adapun kegiatan pembelajaran sesuai dengan Permendikbud 81A bermakna kegiatan pembelajaran merupakan proses pendidikan yang memberikan kesempatan kepada pesera didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang semakin lama semakin meningkat. Kemampuan tersebut, yakni dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia. Proses pembelajaran dengan pendekatan Saintifik harus sepenuhnya dipahami dan diaplikasikan secara berkelanjutan oleh guru. Selain itu, pembelajaran dirancang agar peserta didik secara aktif mampu mengonstruksikan konsep dan prinsip melalui tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik keseimpulan, dan mengomunikasikan konsep hasil temuan. Karakteristik Saintifik lebih berpusat kepada peserta didik, sedangkan posisi guru menjadi pemotivator dan pendamping kegiatan. Namun, satu hal yang perlu dicermati adanya pengembangan karakter peserta didik dalam proses berpikir kognitif dan penanaman nilai-nilai akhlak yang baik.


Tidak ada komentar: