Senin, 29 November 2010

The Curious Case of Benjamin Button, review Luckty Giyan Sukarno

Keringat dingin mengucur di dahi Tuan Button. Ia menutup matanya, kemudian membukanya dan melihat lagi. Tidak ada kesalahan. Ia menatap seseorang pria tua berusia enam puluh tahun. Bayi enam puluh tahun dari sepuluh bayi yang ada. Bayi yang kakinya tergantung di sisi boks bayi di mana ia terbaring.
Bagaimana rasanya seorang ayah pertama kali melihat bayinya yang baru lahir, tiba-tiba bayinya berkata; “Apakah anda ayah saya?”
Perubahan dilakukan oleh anggota keluarga baru Button ini, mulai dari rambut yang dipotong pendek, lalu diwarnai hitam. Semua perubahan ini masih membuatnya terlihat tidak wajar. Janggutnya dicukur hingga tampak berkilauan. Pakaian untuk anak laki-laki sudah dikenakan, sesuai pesanan oleh penjahit yang waktu membuatnya ikut terperangah. Fakta yang tidak mungkin diabaikan, putranya adalah bayi pertama keluarga Button yang mengecewakan.
Lepas dari kebungkukan akibat usia tua, Benjamin Button, nama untuk bayi tua ini, banyak anggota keluarga memanggilnya dengan panggilan yang menyakitkan hati, Metusalah, sebab tinggi badannya lima kaki delapan inci. Pakaiannya tidak menyembunyikan ini. Begitu juga potongan dan pencelupan alis samarannya. Faktanya, mata bawah sudah pudar dan berair kelelahan yang tak bisa ditutupi. Bahkan, perawat bayi yang sudah menjadi perawat keluarga selama ini, meninggalkan rumah hanya dalam satu kali pandang, dalam keadaan marah besar.
Tapi, Tuan Button terus dalam tujuan yang tiada henti. Benjamin adalah tetap bayi. Mula-mula ayahnya menyatakan, jika Benjamin tidak suka susu hangat, ia bisa pergi tanpa makanan sama sekali. Tapi ia akhirnya mengalah untuk mengizinkan anaknya makan roti dan mentega, bahkan bubur gandum dengan cara yang bisa dikompromikan.
The Curious Case of Benjamin Button merupakan cerita pendek oleh F. Scott Fitzgerald dan diterbitkan di Majalah Colliers pada tahun 1921. Ia yang diantalogikan dalam bukunya, Tales of the Jazz Age, yang diterbitkan sebagai The Curious Case of Benjamin Button and Other Jazz Age Stories. Hak-hak perkembangan kepada cerita itu yang dipegang selama tahun oleh Ray Stark yang berperan sebagai salah satu produser ketika cerita pendek ini difilmkan. Dia memegang hak-hak itu hingga kematiannya, apabila ia yang dibeli dari rumahnya dan digunakan bagi adapsi cerita sebagai film tahun 2008 dengan sama nama, sutradaranya ialah David Fincher. Pemainnya ialah Brad Pitt, Cate Blanchett, Taraji P. Henson, Julia Ormond, dan masih banyak lagi. Tanggal rilisnya pada 25 Desember 2008.
Walaupun ada sedikit perbedaan antara kisah novelet dan filmnya. Namun ide dasar dan kekhasan Fitzgerald masih begitu terasa dalam film ini. Publik Amerika pun seakan kembali tersadarkan oleh kebesaran nama Fitzgerald dalam film The Curious Case of Benjamin Button.
Francis Scott Key Fitzgerald, lahir di St. Paul, Minnesota, Amerika Serikat, pada tanggal 24 September 1896. Ia adalah penulis novel yang juga banyak menulis cerita pendek, evokatif di era Jazz, istilah yang diperkenalkannya. Dalam era kepenulisannya di antara tahun 1920-1940, ia menyelesaikan empat novel, This Side of Paradise, The Beautiful and Damned, Tender is the Night dan The Great Gatsby.

http://www.facebook.com/notes/luckty-giyan-sukarno/review-the-curious-case-of-benjamin-button/451504192692

Tidak ada komentar: